Pengambilan Sampel pada Bangkai Babi Hutan yang Diduga Mati Akibat Virus ASF (African Swine Fever)
Sembilang, 15 Juni 2021 – Wabah ASF yang terjadi di dalam Kawasan hutan konservasi merupakan tanggung jawab kita bersama karena babi merupakan satwa mangsa dari Harimau Sumatera dan hewan lainnya. Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang sebagai salah satu kawasan yang merupakan habitat dari Harimau Sumatera turut merasakan dampak dari wabah ASF ini.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam menindak lanjuti kasus kematian masal babi hutan (Sus scrofa) yang terjadi di Zona Khusus Dusun Sembilang, Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin melakukan pengambilan sampel bagian tubuh satwa yang mati guna dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab dari kasus tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 3 Juni 2021, dengan cara mengambil sampel dari babi yang mati disekitar dusun Sembilang. Sampel yang diambil selanjutnya dikirim ke Balai Besar Veteriner di Lampung.
Sebagaimana diketahui bahwa babi hutan yang berada di Zona Khusus Dusun Sembilang selama ini hidup berdampingan dengan masyarakat dan tidak pernah terjadi adanya konflik sebagai wujud kearifan lokal.
Sumber : Balai TN Berbak dan Sembilang